Selasa, 09 November 2010

ARTIKEL EKONOMI KOPERASI

PENGANGGURAN

Bukan sepenuhnya salah pemerintah bila saat ini jumlah pengangguran di Indonesia membludak, tanggung jawab pemerintah juga besar dalam menciptakan sejumlah banyak lapangan pekerjaan untuk rakyatnya. Namun tanggung jawab akan kemampuan individu itu sendiri dan jenjang pendidikan yang tinggilah yang paling penting.

Saat ini Indonesia merupakan Negara pencetak sarjana dengan jumlah terbanyak di dunia, namun jumlah sarjana yang menganggur pun juga sangat banyak. Bukankah seharusnya pendidikan setaraf sarjana pantas untuk mendapatkan pekerjaan , lalu mengapa justru banyak sarjana yang malah justru menganggur , tentu ada sesuatu yang salah di sini.

Jumlah lapangan kerja yang kurang banyak atau sangat sedikit merupakan suatu kendala yang paling utama, karena apabila semakin sdikitnya jumlah lapangan kerja yang tersedia mungkin hanya akan mampu meraup sedikit calon pekerja. Sementara lulusan sarjana tiap tahun terus dihasilkan. Sehingga tidak terjadi ketidakseimbangan antara jumlah lulusan sarjana yang dihasilkan lapangan dengan jumlah lapangan lapangan pekerjaan yang tersedia untuk mereka.

Banyaknya jumlah pengangguran juga merupakan suatu bencana social yang harus segera diatasi , karena jumlah pengangguran yang banyak tentu akan membuat masalah baru di masyarakat, yaitu kemiskinan. Kondisi kemiskinan yang disebabkan oleh orang yang menganggur adalah berupa nol penghasilan, maka dari itu tentu jalan solusinya adalah dengan cara memberinya pekerjaan.

Untuk memberantas kemiskinan, maka diperlukan solusi berupa lapangan kerja yang mampu menampung banyak calon pekerja. Bila sesorang telah memiliki pekerjaan dengan gaji cukup, maka bisa dikatakan bahwa orang tersebut dalam kondisi makmur.

Namun tidak semudah itu untuk menciptkan lapangan kerja yang jumlahnya banyak, perlu adanya kerjasama antara pemerintah dengan pihak swasta. Banyak sector yang harus lebih lagi di gali bersama sehingga mungkin akan dapat membuka lapangan kerja baru.

Kreatifitas seseorang untuk berwirausaha juga merupakan solusi dari masalah ini. Karena dengan memiliki usaha sendiri, maka kita secara langsung bekerja untuk perusahaan kita dan mungkin malah akan membuka lapangan kerja baru yaitu untuk bekerja di usaha kita.

Pemerintah juga harus meningkatkan dan mempermudah pemberian ijin dan pinjaman modal usaha bagi pendirian usaha-usaha kecil masyarakatnya, karena dengan berwirausaha, kendala terbatasnya jumlah lapangan kerja dapat di atasi, dan bahkan malah dapat menjadi lowongan kerja bagi orang lain.

KESEHATAN
Serba-Serbi Stroke

Apakah stroke itu ?

Penyakit stroke adalah gangguan fungsi otak akibat aliran darah ke otak mengalami gangguan (berkurang). Akibatnya, nutrisi dan oksigen yang dbutuhkan otak tidak terpenuhi dengan baik. Penyebab stroke ada 2 macam, yaitu adanya sumbatan di pembuluh darah (trombus), dan adanya pembuluh darah yang pecah.

Umumnya stroke diderita oleh orang tua, karena proses penuaan menyebabkan pembuluh darah mengeras dan menyempit (arteriosclerosis) dan adanya lemak yang menyumbat pembuluh darah (atherosclerosis). Tapi beberapa kasus terakhir menunjukkan peningkatan kasus stroke yang terjadi pada usia remaja dan usia produktif (15 - 40 tahun). Pada golongan ini, penyebab utama stroke adalah stress, penyalahgunaan narkoba, alkohol, faktor keturunan, dan gaya hidup yang tidak sehat.

Penyebab stroke

Pada kasus stroke usia remaja, faktor genetika (keturunan) merupakan penyebab utama terjadinya stroke. Sering ditemui kasus stroke yang disebabkan oleh pembuluh darah yang rapuh dan mudah pecah, atau kelainan sistem darah seperti penyakit hemofilia dan thalassemia yang diturunkan oleh orang tua penderita. Sedangkan jika ada anggota keluarga yang menderita diabetes (penyakit kencing manis), hipertensi (tekanan darah tinggi), dan penyakit jantung, kemungkinan terkena stroke menjadi lebih besar pada anggota keluarga lainnya.

Penyebab serangan stroke lainnya adalah makanan dengan kadar kolesterol jahat (Low Density Lipoprotein) yang sangat tinggi. Koleserol jahat ini banyak terdapat pada junk food, atau makanan cepat saji. Selain itu, penyebab terjadinya serangan stroke lainnya adalah kebiasaan malas berolah raga dan bergerak, banyak minum alkohol, merokok, penggunaan narkotika dan zat adiktif, waktu istirahat yang sangat kurang, serta stress yang berkepanjangan. Pecahnya pembuluh darah juga sering diakibatkan karena penyakit tekanan darah tinggi (hipertensi).

Gejala terjadinya serangan stroke

Gejala awal stroke umumnya pusing, kepala serasa berputar (seperti penyakit vertigo), kemudian disusul dengan gangguan berbicara dan menggerakkan otot mulut. Gejala lainnya adalah tergangguanya sensor perasa (tidak bisa merasakan apapun , seperti dicubit atau ditusuk jarum) dan tubuh terasa lumpuh sebelah, serta tidak adanya gerakan refleks. Sering juga terjadi buta mendadak atau kaburnya pandangan (karena suplai darah dan oksigen ke mata berkurang drastis), terganggunya sistem rasa di mulut dan otot-otot mulut (sehingga sering dijumpai wajah penderita menjadi mencong), lumpuhnya otot-otot tubuh yang lain, dan terganggunya sistem memory dan emosi. Sering dijumpai penderita tidak dapat menghentikan tangisnya karena lumpuhnya kontrol otak pada sistem emosinya. Hal itu membuat penderita stroke berlaku seperti penderita penyakit kejiwaan, padahal bukan. Hal-hal seperti ini yang perlu dimengerti oleh keluarga penderita.

Proses penyembuhan

Ada 2 proses penyembuhan utama yang harus dijalani penderita. Pertama adalah penyembuhan dengan obat-obatan di rumah sakit. Kontrol yang ketat harus dilakukan untuk menjaga agar kadar kolesterol jahat dapat diturunkan dan tidak bertambah naik. Selain itu, penderita juga dilarang makan makanan yang dapat memicu terjadinya serangan stroke seperti junk food dan garam (dapat memicu hipertensi).

Proses penyembuhan kedua adalah fisiotherapy, yaitu latihan otot-otot untuk mengembalikan fungsi otot dan fungsi komunikasi agar mendekati kondisi semula. Fisiotherapi dilakukan bersama instruktur fisiotherapi, dan pasien harus taat pada latihan yang dilakukan. Jika fisiotherapi ini tidak dijalani dengan sungguh-sungguh, maka dapat terjadi kelumpuhan permanen pada anggota tubuh yang pernah mengalami kelumpuhan.

Kesembuhan pada penderita stroke sangat bervariasi. Ada yang bisa sembuh sempurna (100 %), ada pula yang cuma 50 % saja. Kesembuhan ini tergantung dari parah atau tidaknya serangan stroke, kondisi tubuh penderita, ketaatan penderita dalam menjalani proses penyembuhan, ketekunan dan semangat penderita untuk sembuh, serta dukungan dan pengertian dari seluruh anggota keluarga penderita. Seringkali ditemui bahwa penderita stroke dapat pulih kembali, tetapi menderita depresi hebat karena keluarga mereka tidak mau mengerti dan merasa sangat terganggu dengan penyakit yang dideritanya (seperti sikap tidak menerima keadaan penderita, perlakuan kasar karena harus membersihkan kotoran penderita, menyerahkan penderita kepada suster yang juga memperlakukan penderita dengan kasar, dan sebagainya). Hal ini yang harus dihindarkan jika ada anggota keluarga yang menderita serangan stroke.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar